Halaman

Minggu, 09 Januari 2011

ANALISIS BANGUNAN PUBLIK DI DEPOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEPIKTIF

Definisi Kritik Depiktif :

Kritik Depiktif yaitu : metode kritik dalam arsitektur yang cenderung tidak dipandang sebagai sebuah bentuk kritik, karena ia tidak didasarkan pada pernyataan baik atau buruk sebuah bangunan. Sebagaimana tradisi dalam kritik kesenian yang lain, metode ini menyatakan apa yang sesungguhnya ada dan terjadi disana.

Objek yang akan dianalisis, yaitu : ITC Depok, Depok.


ITC Depok, Depok

ITC Depok merupakan jaringan pusat perbelanjaan yang terletak di daerah Depok, tepatnya bersebelahan dengan terminal Depok Baru. Pusat perbelanjaan (mall) ini terdiri dari 5 lantai dan memiliki areal lahan seluas 32.000 m2 serta luas bangunan 92.000 m2, yang berisi 1.900 kios. ITC Depok merupakan cabang dari trademark ITC lainnya yang berada di daerah lain, seperti, di Jakarta. Mall ini berisi kios penjualan pakaian yang melayani secara eceran dan grosiran. Harga yang ditawarkannya juga lebih murah dari penjualan di mall-mall lainnya, karena barang yang diproduksi dan diorder, langsung dari hasil produksi pabrik tanpa disalurkan ke tangan lainnya. Jadi barang yang diproduksikan dari pabrik langsung dijual ke mall tersebut, tanpa campur tangan lainnya, sehingga harga yang dipatok tidak besar.


Bagian Luar Bangunan (Eksterior)

Dilihat dari kejauhan, orang pasti menduga bahwa bangunan ini adalah mall Carrefour, memang tidak heran, saya pun menilainya seperti itu. Dari kejauhan plang logo Carrefour terpampang besar dikedua sisi bangunan. Keberadaannya itu dikarenakan Carrefour merupakan Tenant TERBESAR pada mall ini. Biaya dan penyewaan tempat yang dikeluarkan oleh Carrefour merupakan terbesar di mall tersebut. Oke, kita lanjutkan lagi menganalisis Eksterior bangunan ini :). Envelope Building bangunan ini berwarna merah, putih, kuning, dan biru, dipadu dengan material kaca pada bagian sisi lengkung bangunan tersebut. Pemberian warna yang berbeda tersebut membuat kemenarikan pada bangunan ini, karena ini adalah bangunan komersil yang nilai jualnya diutamakan dalam mempromosikan bangun tersebut agar banyak di kunjugi. Pada bagian puncak bangunan terdapat sebuah logo ITC Depok yang berdiri disebuah besi baja seperti sebuah jaring yang membentuk lingkaran. Inilah yang seharusnya menjadi sebuah focal point  pada bangunan tersebut. Disisi luar envelope building terpampang plang-plang store yang berada didalamnya, seperti KCF, Pizza Hut, dsb.

Kondisi sekitar ITC Depok

Lokasi yang strategis pada bangunan ITC Depok, memberikan kemudahan bagi para pengunjung, contohnya saya biasa dari kampus menggunakan angkot 112 atau D11 yang menuju terminal Depok untuk menuju tempat ini, atau bila menggunaka KRL dari arah Jakarta, tinggal turun di Stasiun Depok Baru.


Bagian Dalam Bangunan (Interior)

Pertama masuk kedalam ITC Depok yang dijumpai adalah Kios penjualan Pakaian, ya memang mall ini merupakan pusat grosir pakaian, jadi  jangan heran bila disekelilingnya merupakan kios penjualan pakaian :). Pakaian yang ditawarkan juga beragam dari pakaian pria, wanita, anak-anak, balita, dll.

Kondisi Interior ITC Depok

Ruang dalamnya sangat luas, yang disekat menjadi beberapa blok, untuk memudahkan para pengunjungnya dalam mengenali dan menghafal letak-letak kios yang ingin mereka kunjungi. Didalamnya terdapat eskalator dan lift, serta tangga darurat untuk pelayanan dalam memudahkan para pengunjung dalam mencapai tempat tertentu. Plafon ruangan ini terbuat dari Gypsum berwarna Putih, dan lantai keramiknya berwarna coklat dan kuning menjadi sebuah aksen garis yang harmonis. Secara keseluruhan interor bangunan ITC Depok dapat membuat hati para pengunjung, khususnya saya dapat merasakan kenyamanan dan rasa senang dalam menjelajahi setiap sudut ruangan di bangunan ini.


Untuk membandingkan bangunan sejenis, saya akan membandingan keadaan dan kondisi dari ITC Depok dengan ITC Mangga Dua, yang mana sama-sama memakai trademark ITC dalam bangunannya.


Objek yang dibandingkan dari ITC Depok yaitu : ITC Mangga Dua.

ITC Mangga Dua, Jakarta Utara

ITC Mangga Dua merupakan pusat perbelanjaan Elektronik terkenal (selain Glodok), dimata masyarakat banyak, terutama masyarakat Jakarta. ITC Mangga Dua dikenal oleh masyarakat banyak sebagai Pusat Perbelanjaan (mall) Elektronik Termurah di daerah Jakarta. Mall ini tidak hanya berisi kios-kios penjualan elektronik saja, tetapi juga tersedia kios penjualan pakaian seperti ITC Depok. Namun ITC Mangga Dua lebih banyak dan terkenal dengan kios-kios penjualan Elektroniknya, dibanding kios penjualan Pakaiannya. Untuk menuju ITC Mangga Dua, biasa saya menggunkan Bus Umum, bila dari arah Senen bisa menaiki bus KOPAMI 02 bus warna Biru yang arahnya menuju Senen-Kota / Muara Karang. Bus ini melintasi ITC Mangga Dua, dan turun tepat didepan Mall tersebut. Bisa juga menggunakan KRL, bagi para pengunjung yang  datang dari arah Bogor atau Depok dan ingin menuju tempat ini, dapat turun di Stasiun Kota ataupun Stasiun Jayakarta. setelah itu dapat menaiki angkot 39 yang menuju Mangga Dua.


Bagian Luar Bangunan (Eksterior)

Ketika dari dalam Bus Umum, saya memandang bangunan ini dari kejauhan, bangunan ini terlihat sederhana, fasad bangunan yang berwarna Putih dipadu dengan kaca Hitam yang tidak disadari apila kita tidak memandangnya dengan seksama. Envelope buldingnya terbuat dari beton yang dicat putih dan di tambah Kaca berwarna Hitam Gelap disisi lainnya. Pada sisi bangunan lainnya terpampang berbagai macam plang-plang yang berada didalam bangunan tersebut, misalnya: Mc Donald's yang dari kejahuan setiap orang dapat mengenali logo dari restoran tersebut.

Kondisi sekitar ITC Mangga Dua

Kondisi sekitar ITC Mangga Dua terlihat ramai dan banyak dilalui oleh kendaraan, khususnya kendaraan umum seperti Bus Umum dan Angkot. Semua kendaraan umum tersebut melintasi ITC Mangga Dua, sehingga pencapaian ke mall tersebut dapat mudah dicapai.


Bangunan Dalam Bangunan (Interior)

Bagian dalam Mall ini sangat nyaman dan luas, pas pertama masuk saya melihat banyak sekali stand-stand produk Elektronik, Nah pada saat pameran tersebut, harga yang ditawarkan benar-benar murah, karena dihitung sebagai harga promosi dalam memperkenalkan produk baru, Stand-stand tersebut, biasanya terdiri dari perusahan Elektronik terutama Komputer dan Laptop, dengan Brand seperti Acer, Toshiba, Axioo, HP, Sony, dsb. Selain stand-stand tersebut juga terdapat kios-kios yang menjual alat-alat elektronik lainnya.



Kondisi Interior ITC Mangga Dua

Pada Interior ITC Mangga Dua terdapat banyak Eskalator dan Lift, sehingga memudahkan pengunjung dalam mengeksplor isi dari bangunan ini. Dengan jumlah 5 lantai, pengunjung dapat puas menawar barang yang ingin di beli dari satu kios ke kios lainnya. Lantainya terdiri lantai keramik berwarna putih dan ditambah sentuhan lantai marmer pada bagian tertentu. Plafonnya terbuat dari Gypsum di tambah lampu yang terang, sehingga membuat feel dalam melihat sekeliling menjadi senang dan nyaman. Pada bagian pembatas setiap sisi lantai terbuat dari Besi dan Kaca. Pembatas tersebut dibuat seaman mungkin, agar orang yang bersandar tidak mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Secara keseluruhan ITC Mangga Dua menyediakan kebutuhan dalam hal Elektronik, dengan fasilitas yang ada didalamnya membuat pengunjung dapat merasa senang dan nyaman mengeksplor setiap sisi ruangannya.



Kesimpulannya :

Dari kedua bangunan tersebut antara ITC Depok dan ITC Mangga Dua, keduanya adalah bangunan pusat perbelanjaan, dimana bangunan yang didesain, sangat ditujukan kedalam fungsi bangunan, bangunannya terlihat sederhana diluar, tetapi berperan penting pada bagian didalamnya. ITC Depok berperan dalam penjualan pakaian. dan ITC Mangga Dua berperan dalam penjualan elektronik. Bagian dalam interiornya juga didesain sederhan, namun tidak meninggalkan kesan indah dan nyaman bagi para pengunjung yang memasukinya. Sekian penjelasan yang saya uraikan diatas, tulisan ini merupakan hasil analisis saya pribadi dan hasil dari pengalaman saya. Sekian... :)

ANALISIS BANGUNAN PUBLIK DI DEPOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ADVOKASI

Definisi Kritik Advokasi :

Kritik Advokasi yaitu : metode kritik dalam arsitektur yang memberikan sekadar anjuran yang mencoba bekerja dengan penjelasan lebih terperinci yang kadangkala juga banyak hal yang terlupakan.

Objek yang akan dianalisis adalah : Plaza Depok, Depok


Plaza Depok, Depok
Plaza Depok merupakan salah satu pusat perbelanjaan (mall) yang terletak di daerah Depok. Plaza Depok adalah pusat perbelanjaan paling pertama berdiri di Depok. Mall ini sangat strategis, terletak dekat dengan terminal angkot, persisnya terletak diseberang terminal angkot Depok Baru. Tempat ini merupakan salah satu tempat tujuan berbelanja bagi masyarakat Depok, dan juga sebagai tempat Hang Out bagi para remaja, karena didalamnya terdapat Main Store, seperti : Ramayana Department Store, Toko Buku Gunung Agung, Food Court, Bioskop 21, KFC, Mc Donald's, Dunkin's Donuts, dsb, yang dijadikan tempat untuk berbelanja, ataupun sekedar jalan-jalan.

 
Plaza Depok Secara Arsitektural (Fasad Bangunan):
Menurut Saya, Fasad Bangunan Plaza Depok terlihat monoton, karena terlihat dari luar bangunan ini tidak ada yang menarik, bila dibandiingkan dengan pusat perbelanjaan lainnya, seperti Margo City dan Detos, masih jauh lebih menarik kedua pusat perbelanjaan tersebut.  Ketidak menarikan bangunan ini terletak pada Main Interest yang belum terlihat, karena bangunan ini terkesan datar, dan belum memunculkan identitas aslinya (Focal Point). Envelope Buildingnya juga masih harus perlu diolah, karena masih terlihat biasa saja seperti mall-mall lainnya. Karena bangunan ini adalah pusat perbelanjaan yang bersifat komersil, jadi harus mencerminkan nilai jual yang tinggi, sehingga masyarakat yang melihatnya menjadi tertarik untuk masuk dan berbelanja kedalamnya. Permainan warna pada Envelope Buildingnya masih harus diolah, karena masih terkesan biasa-biasa saja.


Plaza Depok Secara Arsitektural (Landscape):
Landscape pada Plaza Depok juga masih kurang menarik, menurut saya kurangnya vegetasi pada bangunan ini membuat bangunan ini kurang menarik. Feel seseorang yang ingin memasuki sebuah bangunan harus kita perhatikan juga. Keindahan dan kenyamanan pada sisi luar bangunan ini, yang membuat seseorang dapat merasa senang berkunjung ke Mall tersebut, Apabila ditambah sebuah vegetasi disekitar bangunan ini, seperti tanaman pengindah (tanaman bunga yang berwarna-warni) mungkin dapat meningkatkan rasa senang tersebut, tidak ada salahnya-kan bila ditambahakan vegetasi pada bangunan tersebut.  Vegetasi tersebut memberikan nilai estetika tambahan, diluar dari keindahan bangunannya itu sendiri.


Lokasi Plaza Depok:
Lokasi pada Plaza Depok yang memberikan keuntungan dan nilai tambahan pada bangunan tersebut. Lokasi bangunan ini sangat strategis, karena terletak diseberang terminal Depok Baru, yang mana dari daerah lain disekitar Depok, seperti Sawangan, Depok Timur, Cibinong, dll, dapat mudah menuju lokasi tersebut. Orang yang ingin menuju tempat ini dapat menaiki angkot yang pada akhirnya menuju terminal tersebut, maka sayang apabila keuntungan dari lokasi Mall ini tidak diimbangi dari Keindahan dan Kemenarikan bangunan tersebut dimata para pengunjung.

Kesimpulannya :
Plaza Depok seharusnya dapat menjadi acuan bagi mall-mall disekitarnya, karena Plaza Depok merupakan mall pertama yang berdiri di Depok. Seharusnya Plaza Depok dapat memberikan inspirasi bagi mall-mal sekitarnya. Dengan keuntungan lokasi yang strategis menjadikan nilai tambahan bagi mall Plaza Depok. Hal ini sangat disayangkan apabila Plaza Depok hanya menampilkan hal-hal tersebut (hal yang disebutkan diatas). Apabila hal-hal yang saya sebutkan diatas dapat dipertimbangkan, mungkin Plaza Depok dapat mengangkat citra dirinya lebih tinggi, alih-alih Plaza Depok dapat menjadi ikon bagi kota Depok dimasa sekarang dan kedepannya nanti. Semoga Saja... :)

Tulisan diatas merupakan uraian yang saya jelaskan menurut pendapat saya, jadi bukan maksud saya menjelek-jelekan Plaza Depok, saya hanya berpendapat menurut apa yang saya amati, semoga tulisan ini menjadi inspirasi dan pertimbangan bagi kita semuanya, sehingga apabila mendesain sebuah bangunan dapat dipertimbangkan dan dipikirkan secara matang. Dengan adanya kelebihan dan keuntungan, dari hal-hal yang mendukung kita dalam mendesain sebuah bangunan dapat kita manfaatkan dan kita tunjukan nilai tambahan tersebut, agar orang yang melihat dan merasakannya dapat juga merasa senang dan nyaman atas apa yang kita rasakan. Amin...