Halaman

Kamis, 09 Juni 2011

7-Eleven Convenience Store


Para muda-mudi yang suka nongkrong, pasti tau toko kelontong ini, yah ini termasuk salah satu yang lagi ngetop dikalangan muda-mudi untuk tempat nongkrong khususnya di daerah Jakarta dan sekitarnya.

7-Eleven adalah jaringan toko kelontong (convenience store) 24 jam asal Amerika Serikat yang sejak tahun 2005 kepemilikannya dipegang Seven & I Holdings Co., sebuah perusahaan Jepang. Pada tahun 2004, lebih dari 26.000 gerai 7-Eleven tersebar di 18 negara; antara pasar terbesarnya adalah Amerika Serikat dan Jepang. 

Didirikan pada tahun 1927 di Oak Cliff, Texas (kini masuk wilayah Dallas), nama "7-Eleven" mulai digunakan pada tahun 1946. Sebelum toko 24 jam pertama dibuka di Austin, Texas pada tahun 1962, 7-Eleven buka dari jam 7 pagi hingga 11 malam, dan karenanya bernama "7-Eleven" (7-Sebelas)

Tahun 1991, Southland Corporation yang merupakan pemilik 7-Eleven, sebagian besar sahamnya dijual kepada perusahaan jaringan supermarket Jepang, Ito-Yokado. Southland Corporation lalu diubah namanya menjadi 7-Eleven, Inc pada tahun 1999. Tahun 2005, seluruh saham 7-Eleven, Inc diambil alih Seven & I Holdings Co. sehingga perusahaan ini dimiliki sepenuhnya oleh pihak Jepang. 

Setiap gerai 7-Eleven menjual berbagai jenis produk, umumnya makanan, minuman, dan majalah. Di berbagai negara, tersedia pula layanan seperti pembayaran tagihan serta penjualan makanan khas daerah. Produk khas 7-Eleven adalah Slurpee, sejenis minuman es dan Big Gulp, minuman soft drink berukuran besar.

7-Eleven di Indonesia

Di Indonesia, 7-Eleven dikelola oleh PT Modern Putraindonesia, anak perusahaan PT. Modern Internasional, yang merupakan distributor Fujifilm di Indonesia. Saat ini, 7-Eleven baru membuka cabang-cabangnya di Jakarta, dan untuk kota-kota lainnya seperti Bandung, Semarang, dan Surabaya akan segera menyusul.

Pemerintah Indonesia terus mengawasi toko kelontong ini agar tidak berubah menjadi minimarket, karena menurut undang-undang, kepemilikan waralaba minimarket harus dari pihak lokal.

Yah.. yang suka mengunjungi gerai ini yang sangat paling dicari dan di minati adalah minumannya bernama Slurpee dan Big Gulp... Segerrrrrrrr.... :)


salah satu gerai 7-11 di Jepang (Sumber: google.com)

salah satu gerai 7-11 di Jepang (Sumber: google.com)

Museum Manga International Kyoto (Kyoto Kokusai Manga Museum)

Museum Manga International Kyoto (Sumber: id.wikipedia.org)

Museum Manga Internasional Kyoto (京都国際マンガミュージアム, Kyōto Kokusai Manga Museum) adalah museum manga di Kyoto, Jepang. Lokasinya menempati bekas Sekolah Dasar Kyoto Tatsuike di distrik kota Nakagyō yang sebagian telah dibangun ulang. 
Museum diresmikan pada 25 November 2006 sebagai museum manga terpadu yang pertama di Jepang. Koleksinya berupa 200 ribu manga terbitan dalam negeri Jepang dan manga terbitan luar Jepang. Selain itu, museum ini juga menyimpan majalah dari zaman Meiji dan buku bekas milik kios penyewaan buku dari zaman seusai Perang Dunia II, manga populer dari zaman sekarang, dan manga dari berbagai negara di dunia.

Sejak awalnya, museum ini merupakan kerja sama antara pemerintah kota Kyoto yang menyediakan tanah dan gedung dan Jurusan Manga Universitas Kyoto Seika. Museum sekarang dikelola oleh dewan pengelola yang terdiri dari wakil universitas dan pemerintah kota.

Sebagai kepala kehormatan museum ditunjuk ahli anatomi Takeshi Yoro yang dikenal menulis buku berjudul Baka no Kabe. Museum mempekerjakan 4 peneliti spesialis sejarah seni dan sejarah pemikiran zaman modern.

Museum antara lain memiliki zona galeri, zona penelitian, zona penyimpanan koleksi, ruang pameran tetap, dan ruang pameran istimewa. Atraksi utama berupa "Dinding Manga" yang diisi dengan sekitar 50 ribu jilid manga yang diterbitkan mulai tahun 1970-an dalam rak sepanjang 140 meter. Pengunjung bisa membawa manga untuk dibaca di halaman rumput museum. Tiket berlaku sehari penuh yang memungkinkan pengunjung bebas keluar masuk museum selama 1 hari.


Suasana Museum pada sore hari (Sumber: google.com)


Keadaan didalam museum (Kiri) dan Mesin Pencari Buku (Kanan) (Sumber: www.kyotomm.jp)



Denah Museum (Sumber : www.kyotomm.jp)

Kondisi di luar Museum (Sumber: animeaffairs.files.wordpress.com)

Salah satu bagian interior Museum (Sumber : Photobucket.com)

Interior Museum (Sumber: Photobucket.com)


Keadaan didalam Museum (Sumber: google.com)

Rak-rak penyimpanan buku (Sumber : google.com)




Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Manga_Internasional_Kyoto

Izumo Taisha (Izumo Grand Shrine) - 出雲大社

Bangunan Uama Izumo Taisha Shrine (Sumber: www.japan-guide.com)
Izumo Taisha (出雲大社, Kuil Agung Izumo) adalah Kuil Shinto yang berada di kota Izumo, Perfektur Shimane, Jepang. Nama resmi kuil ini Izumo Ōyashiro. Kuil ini memuliakan Ookuninushi yang dikenal sebagai Kami ikatan cinta dan perkawinan. 
Diseluruh Jepang, bulan ke-10 kalender Iunisolar disebut Kannazuki (bulan tidak ada dewa), tetapi di Izumo disebut Kamiarizuki (bulan ada dewa). Alasannya pada bulan tersebut di kuil Izumo berlangsung pertemuan 8 juta dewa yang berkumpul dari seluruh Jepang. Pertemuan ini disebut Kamiari Matsuri dan berlangsung dari hari ke-11 hingga hari ke-17 bulan 10 kalender lunisolar.


Sejarah
 
Di dalam mitologi Jepang terdapat kisah tentang Ookuninushi yang meminta kepada Amatsukami untuk dibuatkan istana yang sama besarnya dengan istana yang dihuni seluruh anak cucu Amatsukami. Pembangunan istana merupakan kompensasi atas kuniyuzuri (penyerahan wilayah) yang dilakukan Ookuninushi kepada Amatsukami. Bangunan istana yang berhasil diselesaikan merupakan cikal bakal Izumo Taisha.

Di zaman kuno, kuil ini disebut Kizuki Taisha dan baru disebut Izumo Taisha sejak tahun 1871. Di dalam kitab Engishiki jinmyō-chō, nama kuil ini ditulis bersanding dengan kuil-kuil terkenal lain sebagai "Izumo no kuni izumo-gun kizuki taisha" (kuil agung Kizuki, distrik Izumo, Provinsi Izumo).
Bangunan   
Kuil utama
Di zaman kuno, tinggi bangunan kuil utama (honden) sekitar 96 meter sedangkan di abad pertengahan tingginya 48 meter. Kuil utama yang ada sekarang tingginya hanya 24 meter, tapi itu pun sudah luar biasa tinggi untuk bangunan kuil Shinto. Berdasarkan tradisi lisan, bangunan kuil utama diperkirakan berbentuk aneh. Kuil utama diperkirakan dibangun menghadap ke langit dengan ditopang sejumlah tiang pancang yang menjulang tinggi dari permukaan tanah. Perkiraan ini dibuat berdasarkan adanya dua bangunan berskala besar yang dibangun di periode yang sama, yakni Daibutsu-den di Tōdai-ji, Nara (menurut tradisi lisan tingginya 45 meter) dan Daigokuden di Heiankyō yang dikabarkan lebih kecil. Di dalam buku pelajaran di zaman Nara yang disebut Kuchizusami terdapat puisi (uta) yang mengajarkan perbandingan ukuran dalam pelajaran berhitung. Urutan dimulai dari ukuran terbesar hingga yang terkecil: unta (雲太, Izumo Taisha), wani (和二, Tōdai-ji), dan kyōsan (京三, Daigokuden).

Di tahun 2000, penggalian arkeologi di bawah bangunan kuil berhasil menemukan magatama (manik-manik), dan tiga batang tiang kayu yang diikat menjadi satu dengan diameter masing-masing tiang 1,4 meter. Penemuan tiang kayu ini menarik perhatian karena mulanya diperkirakan pernah digunakan dalam pembangunan kuil utama di zaman kuno, tapi hasil analisis kadar air menunjukkan tiang kayu berasal dari tahun 1248.
Block Plan Izumo Taisha Shrine (Sumber: http://www.izumooyashiro.or.jp)
Atap Bangunan Utama Izumo Taisha Shrine (Sumber: http://www.izumooyashiro.or.jp)

Kegiatan di Izumo Taisha Shrine (Sumber: http://www.izumooyashiro.or.jp)
Konstruksi Bangunan Utama Izumo Taisha Shrine (Sumber: http://www.izumooyashiro.or.jp)


 Proses pengerjaan atap bangunan (Sumber: http://www.izumooyashiro.or.jp)
 
 
Sumber :
 
-  id.wikipedia.org/wiki/Izumo_Taisha
 
-  www.izumooyashiro.or.jp

Stasiun Iidabashi (Iidabashi Station), Tokyo - Japan

Stasiun Iidabashi merupakan salah satu stasiun kereta bawah tanah modern yang terdapat di Tokyo, Jepang. Kereta dari stasiun ini melewati Tokyo's Chiyoda, Shinjuku,  Bunkyō wards   Sang Arsitek Makoto Sei Watanabe mendesain stasiun kereta api bawah tanah ini dengan sangat futuristik dan modern. Dia menyebutkan bahwa "arsitektur sebagai benih", benih yang tubuh diibaratkan sebagai makhluk hidup yang tumbuh dan terus berkembang. Terdapat tiang-tiang yang melintang tak beraturan berada dibawah 35 meter dibawah kota yang tidak beraturan yang diibaratkan sebagai sebuah akar yang menyebar secara acak dan dinamis, sehingga menimbulkan kesan organik yang tidak beraturan. Pada akhir dari sebuah bentuk yang tidak beraturan tersebut terdapat sebuah bentuk seperti sayap yang diibaratkan sebagai bunga yang mekar.


 

struktur jaringan bawah tanah stasiun Iidabashi, Tokyo - Japan (Sumber: www.makoto-architect.com)



 

 
konsep perancangan dari Iidabashi Stasion (Sumber: www.makoto-architect.com)




"wing" yang dibaratkan sebagai bunga yang mekar (Sumber: www.makoto-architect.com)

Tampak luar stasiun yang dianalogikan sebagai "Wing" (Sumber: www.makoto-architect.com)



Interior dalam stasiun Iidabashi (Sumber: www.makoto-architect.com)

 Sumber : www.makoto-architect.com